Rabu, 17 Juli 2013

Bagaimana Berfikir seperti Pemimpin

Kalau berbicara masalah pemimpin, selalu benak ini menampilkan surat Al-baqarah ayat 30. Seorang manusia pada hakikatnya adalah seorang pemimpin. Bahkan ada orang bijak mengatakan bahwa kita (baca: orang yang beriman khususnya) adalah seorang da’I sebelum dan sesudahnya. Sudah jelas bahwa kita adalah mutlak seorang pemimpin. Persoalannya adalah, apakah sudah cukup dan pantas seorang manusia menyebut dirinya seorang pemimpin? Terkadang masih berfikiran seperti biasa. Belum mampu menghadirkan pola pikir layaknya seorang pemimpin.
            Kali ini, penulis akan mencoba mengutip beberapa informasi dari sebuah buku yang sangat luar biasa, sangat menginspirasi para pembacanya untuk menjadi orang yang lebih baik. Buku ini berjudul “Berfikir dan Berjiwa Besar.” Karya dari seorang penulis bernama David J. Schwartz yang membuat buku ini menjadi best seller in the world. Banyak sekali hal-hal yang bermanfaat yang terdapat didalam buku ini. Namun, pada kesempatan kali ini, tulisan ini akan sedikit membahas tentang bagaimana berfikir seperti pemimpin.
            Berpikir dengan pola pikir yang dimiliki oleh seorang pemimpin tentu sangat berbeda. Terkadang mereka memikirkan apa yang orang lain tidak pikirkan, melihat suatu peluang dengan sudut tersempit dan sebagainya. Nah, tidak banyak orang yang mampu berpikir sedemikian rupa. Hanya sedikit orang yang kemudian bisa menghadirkan pikiran-pikiran yang berbeda dengan orang lain. Sebetulnya kemampuan ini bisa di pelajari. Tidak ada unsur genetika dalam permasalahan ini, hanya saja apakah seseorang tersebut mau memperbaiki kapasitas diri. Pada zaman sebelum berkembangnya pendidikan, para pemimpin-pemimpin dahulu mendapatkan kemampuan berpikir lewat bentukan alam. Dimana terdapat suatu kondisi yang memaksakan mereka untuk berpikir keras. Karena pada zaman ini penjajahan masih meraja lela. Secara alami mereka mempunyai bakat kepemimpinan dan kemampuan berpikir seperti seorang pemimpin. Kembali ke topic awal, dibuku ini dijelaskan ada beberapa poin yang harus diperhatikan jikalau ingin berpikir layaknya seorang pemimpin. Diantaranya adalah bertukar pikiran dengan orang yang ingin anda pengaruhi, berpikir apa cara manusiawi untuk menangani ini, berfikir maju, percaya akan kemajuan, mendesak untuk maju dan luangkan waktu untuk berunding dengan diri sendiri.
                Elaborasi pertama adalah tentang bertukar pikiran dengan orang yang akan dipengaruhi. Hal ini adalah tentang bagaimana kita melihat suatu kondisi dengan kacamata lawan bicara ataupun orang lain. Ketika kita berdiskusi dengan seseorang, terkadang kita memaksakan pendapat kita dengan sudut pandang kita juga. Nah, hal ini tentu akan membuat sang lawan bicara merasa risih. Jika seorang pemimpin seperti ini, maka para stakeholder yang ada tidak akan bertahan lama. Contoh, sebuah perusahaan iklan membuat iklan dengan cara pandang sang pembuat iklan. Maka. Iklan ini tentu tidak akan menarik perhatian khalayak. Karena orang yang memiliki cara pandang yang sama seperti sang pembuat iklan hanya sedikit. Dia tidak menghiraukan apa yang diingini atau yang disukai pelanggan pada saat ini. Maka dari itu mulailah melihat suatu kondisi dari sisi orang lain, terutama yang jadi keinginan bersama. Hal ini akan membantu kita mempengaruhi orang yang ingin kita pimpin.
            Yang kedua adalah tentang berpikir apa cara manusiawi untuk menangani ini. Dalam hal kepemimpinan, ada banyak sekali pendekatan-pendekatan tentang bagaimana cara memimpin sesuatu. Paling tidak ada tiga pendekatan yakni, pendekatan dictator, pendekatan operator dan yang paling baik adalah pendekatan manusiawi. Pendekatan dictator ialah pendekatan yang dilakukan seorang pemimpin dengan tidak mendengarkan bawahannya. Segala keputusan yang ada hanyalah pemimpinnya yang berhak menentukan. Biasanya pendekatan ini tidak bertahan lama. Pada awalnya bawahan terlihat loyal, namun selang beberapa bulan bawahan akan memberontak dan meninggalkan kondisi tersebut. Lain halnya dengan pemimpin yang bertipikal operator. Pemimpin ini menginginkan hal-hal yang administrative. Semua kendali berada ditangannya dan apabila tidak memenuhi persyaratan yang dibuatnya maka hal tersebut salah baginya. Hal ini membuat semua bawahannya terkesan bagaikan robot. Seperti sudah dimasukkan chip dan bersedia menaati semua kebijakan yang telah dibuat. Maka pemimpin berjiwa operator juga tidak disenangi oleh bawahan. Untuk itu, kepimpinan yang paling dirindukan adalah pemimpin yang berjiwa humanis. Pada tipe ketiga ini, terdapat kemaslahatan yang banyak dari pada karakter-karakter sebelumnya. Bagaimana menciptakan suasana kekeluargaan yang disiplin dan harmonis. Menjadikan para karyawan nyaman dan memberi kebebasan mereka untuk berekspresi. Maka setelah suasana kekeluargaan tercipta, kondisi yang ada didalam suatu organisasi akan berjalan lancer dan mudah dikendalikan oleh pemimpinnya.
            Poin ketiga apabila ingin berfikir seperti seorang pemimpin adalah berfikir maju, percaya akan maju dan mendesak ingin maju. Poin ini mengambarkan bahwa seorang pemimpin harus selalu meningkatkan kualitas dirinya untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Maju disini dalam artian menjadi lebih baik. Ya, apabila hari ini masih sama dengan hari kemarin maka kita termasuk orang-orang yang merugi. Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin. Tidak semua orang berfikir maju atau kita sebut dengan visioner. Banyak sekali manusia yang pasrah akan keadaan yang ada. Beruntung bagi yang sudah berkecukupan, yang jadi masalah adalah orang yang kekurangan ini. Berfikir lah maju, lihat peluang yang ada dan manfaatkan kelebihan yang kita miliki. Maka dengan selalu berfikir positif seperti ini, selalu ada jalan untuk berbuat. Ini yang dilakukan seorang pemimpin, yang membedakannya dari yang lain. Berfikir tanpa percaya akan kemajuan yang ingin dicapai juga kurang mengakar. Setiap orang harus percaya dengan apa yang dia lakukan. Agar segala aktifitas yang sudah dilakukan itu tidak sia-sia. Bukan hanya tenaga yang terbuang, waktu yang paling mahal untuk ditebus jika tidak memiliki kepercayaan. Kepercayaan tumbuh dari setiap jejak yang kita langkahkan. Maka mulailah melangkah untuk kemajuan yang lebih baik. Setelah berfikir dan percaya akan kemajuan diri, selanjutnya desak diri kita untuk tetap bertahan dan melangkah. Sesungguhnya ujian terbesar baru akan muncul ketika kondisi yang ada menuntut kita untuk bertahan. Pepatah bijak mengatakan “jika kita keras kepada diri kita, maka dunia akan lunak kepada kita. Namun apabila kita lunak kepada diri kita, maka dunia akan keras kepada kita.” Untaian makna ini menggambarkan betapa kerja keras dan motivasi untuk melangkah sangat diperlukan untuk sebuah kemajuan. Maka ketika semua aktifitas ini teraplikasi dengan baik. Tidak usah ragukan kemampuan anda untuk memimpin.
            Poin yang terakhir adalah bagaimana kita mengenal diri kita jauh lebih dekat. Sempatkan melakukan percakapan dengan diri anda sendiri. Bagaimana menguasai alam bawah sadar anda agar mampu menuju kesuksesan yang anda inginkan. Tanyakan kedalam diri kita apa yang telah kita perbuat selama ini, bagian mana yang harus diperbaiki, bagian mana yang harus di hilangkan. Sehingga secara tidak langsung kita sudah mengupgrade diri kita dengan otomatis. Hanya kita lah yang mengetahui apa yang kita inginkan.
            Banyak sekali manfaat yang bisa dipetik dari buku ini. Mudah-mudahan dapat bermanfaat. Tidak mudah menjadi seorang pemimpin, tapi sangat mudah berproses menjadi seorang pemimpin. []


Harry Utama Putra
Bakti Nusa 3 Unsri

            

0 komentar:

Posting Komentar