Harry
Utama Putra
Universitas
Sriwijaya
…. Engkau patriot pahlawan bangsa….
Tanpa tanda jasa .. ~
Hymne Guru –Sartono
Penggalan
lagu Hymne Guru karangan pak sartono tersebut mengisyaratkan bahwa betapa besar
pengabdian seorang guru terhadap bangsa namun mereka tidak mengaharapkan
penghargaan apa-apa dari bangsa tersebut. Mereka hanya berharap akan lahir
pemimpin-pemimpin baru yang mampu mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang lebih
maju, sejahtera, adil dan makmur dalam berbagai sendi kehidupan. Untuk itu,
pendidikan memang unsur terpenting bagi suatu bangsa dalam melaksanakan
pembangunan. Bahkan kaisar Jepang pada saat negaranya tertimpa musibah yang
luar biasa pada peristiwa Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 tidaklah menanyakan
bala tentaranya yang masih tersisa. Melainkan, menanyakan berapa orang guru
yang masih tersisa. Hal ini memberikan kita sebuah gagasan bahwa betapa
pentingnya guru sebagai aset pengembangan sumber daya manusia (SDM) bagi suatu
negara.
Pada
tahun 2014 nanti, kurikulum pendidikan KTSP berganti menjadi kurukulum
pendidikan Karakter. Muatan-muatannya yakni bagaimana agar para siswa tidak
hanya unggul dari segi kognitif, melainkan juga dapat termaksimalkan dari sisi
afektif dan psikomotor. Salah satunya adalah dengan menginntegrasikan pelajaran
satu dan yang lain, yang disebut dengan konsep Tematik. Karenanya, guru bisa
memasukkan nilai-nilai kebudayaan disetiap mata pelajaran. Tentu jika muatan
kebudayaan dapat di kombinasikan dengan pendidikan maka akan sangat baik dalam
pengembangan karakter para peserta didik. Untuk daerah Palembang, ada salah
satu budaya yang saat ini sudah hampir punah, yakni wayang Palembang. Maka,
tulisan ini akan membahas tentang wayang Palembang sebagai media pembelajaran
dikelas dan penanaman karakter dari tokoh-tokoh yang ada didalam cerita wayang Palembang
sekaligus pelestarian wayang Palembang agar lebih dikenal oleh
generasi-generasi muda.
Semakin
masuknya kebudayaan-kebudayaan asing keberbagai aspek kehidupan dapat
mengakibatkan pergeseran nilai budaya lokal didalamnya. Untuk wilayah Palembang,
Berbagai literature yang ada di internet menyebutkan bahwa wayang Palembang
terancam punah. Dari informasi yang dikumpulkan penulis hanya terdapat satu
sanggar yang masih mementaskan wayang Palembang saat ini. Untuk itu, para pakar
menyarankan kaum pendidik khususnya, untuk meneliti apakah wayang ini dapat dimainkan
didalam kelas. Dari sekian banyak penelitian ilmiah tentang wayang, terakhir
ada salah seorang mahasiswa pendidikan bahasa Inggris 2008 dalam judul
skripsinya “Character Education of English
in Region Literature by Using Wayang Palembang” meneliti dan mempraktekkan
wayang Palembang didalam kelas. Alhasil, siswa yang belajar menggunakan wayang
Palembang mampu mengingat kosakata dan mengimajinasikannya dengan baik.
Katakanlah untuk pelajaran writing. Para pelajar diminta untuk menonton dulu
peragaan wayang. Setelah itu, menceritakan kembali isi dari cerita wayang
tersebut kedalam tulisan. Dan masih banyak lagi cara pengimplementasian wayang
didalam proses belajar mengajar dikelas.
Didalam
cerita wayang, tentunya ada berbagai macam tokoh dengan cirikhas karakternya
masing-masing. Begitu pula untuk wayang Palembang. Dalang wayang Palembang,
Kiagus Wirawan, mengatakan bahwa tokoh-tokoh didalam cerita wayang Palembang
merefleksikan nilai-nilai kehidupan. Sikap baik dan buruk tergambar dalam
setiap karakternya. Dengan demikian, para peserta didik dapat diarahkan untuk
mencontoh apa yang dilakukan oleh sang pemeran utama dalam cerita wayang
tersebut. Bagaimana ia menyelesaikan suatu masalah, memberantas musuh dan
melindungi keluarga dan wilayah kekuasaan sepenuh tenaganya. Peserta didik juga
akan tertarik untuk mengingat pesan-pesan yang terkandung didalam cerita wayang
Palembang. kalau sudah begini, mereka tidak akan lagi meniru-niru tokoh-tokoh
luar yang kadang menyesatkan. Disamping itu, kaum pelajar juga dapat belajar
dan melestarikan budaya peninggalan nenek moyang di daerahnya, Palembang.
Untuk
itu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa untuk mengembangkan karakter pemuda
yang berbudaya, pendidikan menjadi salah satu aspek terpenting sebagai media
transformasi nilai-nilai kebudayaan dan karakter bangsa kedalam pribadi-pribadi
pelajar. Salah satu budaya yang diangkat adalah wayang Palembang. wayang palembang
tidak hanya dapat menjadi media pembelajaran, tapi juga dapat menjadi sarana
pengembangan diri bagi peserta didik dan secara tidak langsung budaya tersebut
dapat terlestarikan dikalangan generasi-generasi penerus bangsa. Mari kita
lestarikan budaya kita, dan jadilah negarawan yang berbudaya. []
0 komentar:
Posting Komentar