Minggu, 07 Juli 2013

Pendidikan Karakter Berbudaya dengan Wayang Palembang sebagai Media Pembelajaran; Pewarisan Kebudayaan terhadap Generasi Penerus Lokal.



Harry Utama Putra
Universitas Sriwijaya


…. Engkau patriot pahlawan bangsa….
Tanpa tanda jasa .. ~  Hymne Guru –Sartono

            Penggalan lagu Hymne Guru karangan pak sartono tersebut mengisyaratkan bahwa betapa besar pengabdian seorang guru terhadap bangsa namun mereka tidak mengaharapkan penghargaan apa-apa dari bangsa tersebut. Mereka hanya berharap akan lahir pemimpin-pemimpin baru yang mampu mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju, sejahtera, adil dan makmur dalam berbagai sendi kehidupan. Untuk itu, pendidikan memang unsur terpenting bagi suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan. Bahkan kaisar Jepang pada saat negaranya tertimpa musibah yang luar biasa pada peristiwa Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 tidaklah menanyakan bala tentaranya yang masih tersisa. Melainkan, menanyakan berapa orang guru yang masih tersisa. Hal ini memberikan kita sebuah gagasan bahwa betapa pentingnya guru sebagai aset pengembangan sumber daya manusia (SDM) bagi suatu negara.
            Pada tahun 2014 nanti, kurikulum pendidikan KTSP berganti menjadi kurukulum pendidikan Karakter. Muatan-muatannya yakni bagaimana agar para siswa tidak hanya unggul dari segi kognitif, melainkan juga dapat termaksimalkan dari sisi afektif dan psikomotor. Salah satunya adalah dengan menginntegrasikan pelajaran satu dan yang lain, yang disebut dengan konsep Tematik. Karenanya, guru bisa memasukkan nilai-nilai kebudayaan disetiap mata pelajaran. Tentu jika muatan kebudayaan dapat di kombinasikan dengan pendidikan maka akan sangat baik dalam pengembangan karakter para peserta didik. Untuk daerah Palembang, ada salah satu budaya yang saat ini sudah hampir punah, yakni wayang Palembang. Maka, tulisan ini akan membahas tentang wayang Palembang sebagai media pembelajaran dikelas dan penanaman karakter dari tokoh-tokoh yang ada didalam cerita wayang Palembang sekaligus pelestarian wayang Palembang agar lebih dikenal oleh generasi-generasi muda.
            Semakin masuknya kebudayaan-kebudayaan asing keberbagai aspek kehidupan dapat mengakibatkan pergeseran nilai budaya lokal didalamnya. Untuk wilayah Palembang, Berbagai literature yang ada di internet menyebutkan bahwa wayang Palembang terancam punah. Dari informasi yang dikumpulkan penulis hanya terdapat satu sanggar yang masih mementaskan wayang Palembang saat ini. Untuk itu, para pakar menyarankan kaum pendidik khususnya, untuk meneliti apakah wayang ini dapat dimainkan didalam kelas. Dari sekian banyak penelitian ilmiah tentang wayang, terakhir ada salah seorang mahasiswa pendidikan bahasa Inggris 2008 dalam judul skripsinya “Character Education of English in Region Literature by Using Wayang Palembang” meneliti dan mempraktekkan wayang Palembang didalam kelas. Alhasil, siswa yang belajar menggunakan wayang Palembang mampu mengingat kosakata dan mengimajinasikannya dengan baik. Katakanlah untuk pelajaran writing. Para pelajar diminta untuk menonton dulu peragaan wayang. Setelah itu, menceritakan kembali isi dari cerita wayang tersebut kedalam tulisan. Dan masih banyak lagi cara pengimplementasian wayang didalam proses belajar mengajar dikelas.
            Didalam cerita wayang, tentunya ada berbagai macam tokoh dengan cirikhas karakternya masing-masing. Begitu pula untuk wayang Palembang. Dalang wayang Palembang, Kiagus Wirawan, mengatakan bahwa tokoh-tokoh didalam cerita wayang Palembang merefleksikan nilai-nilai kehidupan. Sikap baik dan buruk tergambar dalam setiap karakternya. Dengan demikian, para peserta didik dapat diarahkan untuk mencontoh apa yang dilakukan oleh sang pemeran utama dalam cerita wayang tersebut. Bagaimana ia menyelesaikan suatu masalah, memberantas musuh dan melindungi keluarga dan wilayah kekuasaan sepenuh tenaganya. Peserta didik juga akan tertarik untuk mengingat pesan-pesan yang terkandung didalam cerita wayang Palembang. kalau sudah begini, mereka tidak akan lagi meniru-niru tokoh-tokoh luar yang kadang menyesatkan. Disamping itu, kaum pelajar juga dapat belajar dan melestarikan budaya peninggalan nenek moyang di daerahnya, Palembang.

            Untuk itu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa untuk mengembangkan karakter pemuda yang berbudaya, pendidikan menjadi salah satu aspek terpenting sebagai media transformasi nilai-nilai kebudayaan dan karakter bangsa kedalam pribadi-pribadi pelajar. Salah satu budaya yang diangkat adalah wayang Palembang. wayang palembang tidak hanya dapat menjadi media pembelajaran, tapi juga dapat menjadi sarana pengembangan diri bagi peserta didik dan secara tidak langsung budaya tersebut dapat terlestarikan dikalangan generasi-generasi penerus bangsa. Mari kita lestarikan budaya kita, dan jadilah negarawan yang berbudaya. []

0 komentar:

Posting Komentar